Hello

Berburu Kain di Kota Kreatif

Hello!
Apa kabar semuanya? bagaimana weekend kalian? pasti menyenangkan! seperti aku dan dea yang menghabiskan akhir pekan kami dengan mengunjungi salah satu toko kain yang ada di kota fashion, Bandung.

Sebenarnya kita sudah punya planning dari beberapa waktu yang lalu untuk main-main ke toko kain, tapi karena diserbu tugas-tugas kuliah jadinya gak sempet deh:( Untungnya! kita dapat tugas dari Ibu Rika di matkul PBT (Pengetahuan Bahan dan Produk Tekstil) untuk mengenali jenis dan karakteristik kain-kain yang mengharuskan kita untuk pergi ke toko kain. Akhirnya rencana kita yang awalnya hanya wacana pun terealisasikan, kita memutuskan untuk pergi ke toko kain Sandang Murah Textile di jl. Simpang no.22 belakang yogya, Kepatihan, Bandung.

Kami berangkat dari kost-kost an pukul 10 pagi, supaya gak kena macet hehehehe. Awalnya kita sempat nyasar, maklum saja kitakan ABB (Anak Baru Bandung). Sesampainya disana, kami langsung fokus pada tujuan yaitu kepoin jenis-jenis kain haha! Ada salah satu karyawan yang langsung sigap menemani kami berkeliling toko kain, dan karyawannya sangat membantu kami dengan selalu menjawab semua ternyataan kami seputar kain. Sampai-sampai kami lupa menanyakan nama karyawan itu huhu.

Kain satin maxmara berbagai warna
Di lantai 1 berjejer rol-rol kain satin, katun, rayon, dan katun berbagai motif

Dari  karakteristiknya kain satin permukaannya yang mengkilap, licin, memberikan efek glossy hanya pada satu sisi saja berbeda dengan kain sutera yang memiliki bagian licin dikedua sisinya. Bapak karyawan menjelaskan kalau ternyata satin bukanlah jenis serat, melainkan metode penenunan kain ini. Intinya kain satin terbuat dari serat filamen seperti sutra (silk), nilon, ataupun polyester.

Saya dalam balutan kain rayon
Selanjutnya kami berpindah ke bagian kain rayon, jenis kain favorit saya dan dea<3 alasannya karena kain rayon memiliki permukaan yang halus dan lembut, adem di kulit, selain itu kain rayon mudah menyerap zat pewarna sehingga warna yang dimiliki kain rayon umumnya sangat cerah. Kain rayon dapat diklasifikasikan ke dalam serat buatan (man-made) polimer alam, yaitu rayon viscose.


Jejeran kain katun berbagai warna
Lalu kami menuju bagian kain katun, kain yang biasa digunakan orang-orang untuk membuat baju seragam. Setelah kami meraba permukaan kai. Akhirnya kami tau mengapa banyak orang menggunakan kain katun sebagai bahan utama seragam, karena jika digunakan kain katun terasa nyaman di badan dan sangat cocok digunakan seharian. Alasan lainnya karena kain katun terbuat dari serat alami sehingga tidak membuat alergi pada kulit yang sensitif.

Sekarang kita beralih ke lantai 2 


Bahan chiffon polyester

Sama seperti kain satin, kata chiffon sebenarnya adalah kata untuk mendeskripsikan metode untuk membuat jenis kain ini. Kain chiffon aslinya dapat dibuat dari bahan apa saja, seperti sutera, polyester, rayon, katun. Tetapi kebanyakan yang kita temui dipasaran adalah kain chiffon polyester karena harganya terjangkau. Namun kain chiffon yang terbuat dari sutera terkenal memiliki kualitas paling bagus diantara jenis chiffon yang lain.

Kain wool bermotif

Yang terakhir kita kepoin adalah kain wol. Semuanya udah pada taukan kain wol terbuat dari apa? yup! bulu domba, tapi tau gak sih kalau ternyata kain wol itu gak hanya terbuat dari bulu domba tetapi juga dari bulu alpaca, kelinci anggora, dan kambing. Karakteristik dari wol jika diraba permukaannya kasar berbulu, dan panas, warnanya kebanyakan tidak secerah kain yang lain. Kain wol ternyata juga digunakan sebagai bahan baju tentara, pemadam, dan pada pekerjaan yang berhubungan dengan api karena wol memiliki sifat yang tidak mendukung penyebaran api saat terbakar. Hal ini dikarenakan oleh kandungan air dan nitrogen yang tinggi. 

Setelah berkeliling toko, saya menyempatkan diri membeli 1,5 meter kain katun rayon favorit saya (pada gambar yang saya dibaluti rayon) dengan harga 30rb, lumayankan hehe?
Selesai sudah perjalan berburu info tentang jenis-jenis kain, kami berdua pulang dengan otak
yang terpenuhi dengan informasi baru seputar dunia kain.

Terima kasih kepada bapak karyawan yang sangat amat baik hati melayani kita di toko, dan juga terima kasih banyak kepada Bu Rika karena melalui tugas ini pengetahuan kami mengenai kain semakin bertambah.
❤❤️❤️
  Salam hangat dari kami berdua
Adevira Widiandari & Dea Prima Yudhanti
KR-41-03






Wisata Alam yang Sedang Naik Daun di Tenggarong



Jika anda berkunjung ke kota Tenggarong, tidak ada salahnya untuk menyempatkan diri untuk berkunjung ke tempat wisata yang sedang naik daun di kalangan kawula muda saat ini. Ladaya! Atau singkatan dari Ladang Budaya Lanjong adalah tempat wisata yang bertemakan lingkungan dan budaya. Lokasinya di Jl. H. Bachrin Seman, Mangkurawang, Tenggarong, Kutai Kartanegara. Tempat ini awalnya tidak dibuka untuk umum sampai akhirnya pada tahun 2015 dibuka untuk umum. Harga tiket masuknya meraup kocek Rp 10,000,- untuk dewasa dan Rp 5,000,- untuk anak-anak.


 









Sejak dibuka pada 6 Juni 2015, kunjungan di lokasi tersebut langsung meledak. Pada hari ketiga pembukaan misalnya, tercatat 1.300 orang berkunjung. Mereka yang datang ke tempat tersebut juga dari berbagai kalangan, mulai rombongan perusahaan, kepolisian, komunitas menembak, serta anak-anak. Ada yang ingin berekreasi bersama keluarga, piknik, melatih kerja sama tim di arena paintball, ingin mempelajari tentang budaya Kaltim, dan juga ada yang sekedar iseng-iseng penasaran.
Berbagai wahana permainan outbound tersedia disini. Seperti flying fox hingga paintball. Selain itu, terdapat mini zoo yang berisikan hewan-hewan khas kalimantan seperti beruang madu dan orang utan. Di sini juga dilengkapi rumah-rumah adat yang dapat disewa. Jadi, tak hanya digunakan untuk berkemah, tapi juga untuk menikmati wisata alam yang asri.


 









Terdapat pertunjukan seni atau panggung seni yang rutin diadakan setiap minggunya dan hari peringatan tertentu. Karena awal berdirinya Ladaya ini hanya semacam panggung seni lalu perlahan-lahan berkembang sampai seperti saat ini. Pertunjukan seni tersebut diharapkan orang-orang khususnya kawula muda yang datang ke Ladaya dapat mengenal Lanjong serta keseniannya. Jadi tidak hanya sekedar foto-foto ya.
Daya tarik pengunjung disini juga terletak pada arsitektur penginapannya yang sangat unik. Berbentuk rumah pohon serta bangunan berbentuk rumah adat. Di bagian depan rumah-rumah itu diberi nama daerah-daerah di Kukar. Ada Sanipah, Anggana, Kembang Janggut, dan sebagainya. Pengunjung yang datang menjadikan foto di depan penginapan unik ini sebagai kegiatan yang wajib tak boleh terlewatkan.






Pada tahun 2013, seniman Lanjong yang terdiri dari ratusan anak muda menggelar Lanjong Art Festival (LAF). Festival seni inilah yang membawa seniman-seniman dari berbagai negara berkunjung ke Ladaya. Negara yang ikut serta di antaranya, Jepang, Meksiko, India, Norwegia, dan Hungaria. Seniman tenar Indonesiapun tak mau kalah seperti Jajang C Noer, pemenang Festival Film Indonesia edisi 1992 kategori Aktris Pendukung Terbaik lewat film Bibir Merah. Ada nama Wawan Sofwan, aktor dan sutradara teater yang sudah malang melintang dalam dunia pementasan. Festival seni berskala dunia itu sukses digelar di pinggiran Tenggarong.

Jika diperbanyak lagi pohon-pohonnya, ladaya akan semakin teduh sehingga pengunjung yang datang merasa sejuk dan nyaman. Fasilitas yang sangat mendukung juga memberi kenyamanan tersendiri buat pengunjung. Tempat wisata ini saya sangat cocok untuk semua kalangan. Intinya sangat dianjurkan sebagai tempat berlibur diliburan akhir tahun ini.

My opinion about Kebaya

Indonesia Traditional “Kebaya”
In many parts of Indonesia, the kebaya is seen as a strong nationalistic symbol and has been strongly supported as a symbol of identity for Indonesian women by prominent figures throughout the nation’s history.
Recently, this traditional dress has become recognized internationally as it is used as the uniform for flight attendance on Singapore Airlines, Malaysia Airlines and Garuda Indonesia.
Uniform for flight attendance Garuda Indonesia
Uniform for flight attendance Malaysia Airlines

Uniform for flight attendance Singapore Airlines
  And we as indonesian people have to be proud of it, because of that flight attendance unifrom peoples from all around the world would be like "oh so this is from Indonesia, how beautiful!" and how proud we as an indonesian to hear that statment from tourist.
But there's a little problem that has been felt by muslims who wearing hijab. Maybe for those who not wearing hijab does not make it a problem, but it's different with muslims who wearing hijab. Yes, kebaya is a formal outfit and Formal outfit is definitely polite to be seen, but no it's not a polite outfit for muslims. Because kebaya's so tight on our body, it would makes our body's shape is visible. 
And i suggest for all of the muslims espesially for hijabi who want to wear kebaya, request to your tailor to makes your skirt and at your hips more loose, do not tight if you do not wanna to see a lot of your non-mahrom notice at your body shape's (astagfirullahalazim).
Dian Pelangi Indonesian designer for muslim fashion
The other reason why you have to makes your kebaya's skirt loose, because it would makes you easier to walk, to move, right? our first president, Mr. Soekarno also said when he saw a women with kebaya " i hate it when a  women who use kebaya feel like their movements restricted" so Mr Soekarno also feel it.
The conclusion is, we are 100% supporting some airlines introduce kebaya to the world, but in the other side kebaya's not suitable for muslim who wearing hijab 'cause it will makes the body shape visible that's all!.
 

Back to Top